Kita harus
tetap malakukan muhasabah karena pada dasarnya ibadah merupakan satu
keseluruhan yang bila dirusak oleh hal-hal lain diluar ibadah itu sendiri,
Ada suatu
hadis diriwayatkan oleh imam atailami “bahwa Rasulullah SAW bersabda “ sitatu
asya a tuhbitul a’mala ada enam perkara yang dapat merusak suatu amal,
merusak sholat kita merusak puasa kita merusak zakat kita merusak bahkan haji
kita dan seterusnya, inilah yang harus kita waspadai, kita merasa kita sudah
melakukan amal begitu banyak tau-tau dirusak oleh hal-hal lain yang ada pada
diri kita, apa enam perkara yang merusak amal kita yang pertama alistigholu
biuyu bilkholqi seseorang yang terlalu sibuk mencari-cari aib mencari-cari
kekurangan orang lain, sekarang ini oleh budaya kita mencari dan membicarakan
kekurangan orang lain bukan lagi hal yang tabu dikorek dicari kemudian berakhir
dengan fitnah dan begitu seterusnya dan itu merusak nilai amal yang kita
kerjakan, sibuk dengan mencari aib orang lain lalu lupa dengan kekurangan
dirinya sendiri, bukankah dalam hadits lain nabi mengajarkan tuba liman syafalahu aibuhu an uyubinnas
beruntunglah orang yang kekurangan pada dirinya menyebabkan dia sibuk sehingga
tidak sempat lagi mencari-cari kekurangan orang lain tapi sebaliknya celaka
benar orang karena waktunya habis dengan kesibukan mencari aib dan kekurangan
orang lain lalu merupakan aib yang ada pada dirinya sendiri
Dalam
dunia jurnalistik ada ungkapan berita jelek itulah berita bagus berita yang
bagus biasa-biasa saja tapi berita jelek kalau diangkat dikemas sedemikian rupa
bisa jadi berita bagus, menarik, kejutan menimbulkan rasa ingin tahu dan begitu
seterusnya termasuk dalam konteks ini setiap hari sekarang ini kita dijejali
berbagai tayangan-tayangan yang sibuk dengan aib dan kekurangan orang lain,
sehingga mengakibatkan itu lalu menjadi budaya kita dan hal-hal yang tabu sudah
dianggap lagi tidak tabu hal-hal yang sebenarnya memalukan sudah dianggap tidak
memalukan sementara sedikit sekali contoh dan pembelajaran yang bisa diambil
dari hal-hal seperti itu,
yang kedua
yang bisa merusak amal itu adalah wakos watul qolbi orang yang keras
hati hatinya tuh kasar keras, beruntung kita oleh Allah diberikan hati yang
lembut yang peka yang cepat menerima kebenaran sebagai contoh sayyidina Umar
bin Khotob orang yang diberikan hati yang keras tapi mudah menerima kebenaran
cepat menerima kebenaran yang dimaksud koswatul
qolbi ini sudah hatinya keras, kasar dan tertutup untuk menerima kebenaran
hatinya tuh degil hatinya tuh tertutup cupik, seperti katak dibawah tempurung,
tidak mau menerima kebenaran, nah tatkala kita tidak mau menerima kebenaran
lalu kita merasa kitalah yang paling benar banyak sekali dalam perjalanan hidup
ini orang-orang yang kemudian terjebak
menjadi pemilik kebenaran mengklaim yang lain salah semua Cuma dia saja
yang benar ahirnya juga terjebak pada hati yang keras dan kasar seperti tadi,
Hati adalah raja, dari kerajaan tubuh manusia sementara anggota badan kita yang
lain Cuma prajurit saja kaki hanya berjalan tangan hanya mengambil mata hanya
melihat telinga hanya mendengar kalau hati cenderung dan memerintah kearah
seperti itu maka benar ketika nabi bersabda kalau baik hati baiklah seluruh
badan kalau rusah hati rusak jugalah seluruh anggota badan yang lain,
yang ketiga yang merusak amal itu adalah wahubuddunya
orang yang terlalu cinta kepada dunia terlalu cinta kepada dunia bukanlah hal
yang salah sepanjang dunia itu dijadikan
sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yani akhirat dan ridho Allah
tapi terlalu sehingga dia berurat dan berakar di hati dan kita sulit
melepaskannya ini akan bisa merusak amal sebab apa, kalau kegiatan hidup kita
sudah dipacu oleh Hubuddnya cinta dunia yang berlebihan, cinta dunia itu
termasuk cinta pangkat, cinta jabatan, cinta harta, cinta pujian dan sebagainya
kalau itu sudah berlebihan dalam hidup kita cenderung melakukan hal-hal yang
meghalalkan segala cara dan ini akhirnya merusak nilai amal yang sudah kita
kerjakan, bukankah ini memang penyakit kita Hubuddunya terlalu cinta
dunia lalu menjilat keatas ijak kebawah sikut kanan sikut kiri masa bodoh teman
jadi lawan lawan jadi teman asal bisa menggapai target dunia, akhirat urusan
nanti yang penting sekarang, padahal yang nanti itu ditentukan yang sekarang
ini begitulah kita mencapai tujuan kita sudah merusak yang nanti
Bahwa
dunia adalah bersifat sementara, ini dunia ambil apa yang memang perlu, nikmati
apa yang memang boleh, kalau bisa jangan gagal kita di dunia ini, tapi kalaupun
kita gagal di dunia, kita masih punya akhirat, inilah yang menyebabkan cara
kita mencapai dunia tidak menghalalkan segala cara, karena kita yakin akan
pertanggungjawaban akhirat
yang
keempat waktilatul haya, sedikit rasa malu budaya malu sekarang ini
sudah setipis kulit ari, hal yang memalukan dan memilukan sudah dianggap
sesuatu yang sudah biasa padahal malu bagian daripada iman tidak ada rasa malu
kurang syarat untuk mempunyai nilai-nilai iman dan ukurannya adalah nurani yang
kelima adalah watulul amal orang yang terlalu panjang angan-angan terlalu muluk
cita-cita silahkan saja cita-cita digantungkan setinggi langit tapi kaki haris
tetap berpijak di bumi harus berpijak pada kenyataan kalau tidak kita akan
menjadi penghayal kelas berat tukang lamun kelas tinggi yang hidup Cuma
mengumpulkan jikalau andaikata umpama dan misalnya orang sudah kemana-mana kita
masih terjebak disitu yang terakhir wadzolimun layantahi perbuatan zolim
yang tidak pernah sanggup kita hentikan, zolim dari kalimat dzolama kegelapan
kita terlahir putih bersih suci kitalah yang menghitamkan diri kita sendiri
dengan perbuatan-perbuatan yang menentang Allah dan itu artinya kita zolim
kepada diri kita sendiri semoga kita bisa menjaga diri dari hal-hal yang
merusak amal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar