Sabtu, 31 Januari 2015

artikelku enam perkara yang dapat merusak amal

Kita harus tetap malakukan muhasabah karena pada dasarnya ibadah merupakan satu keseluruhan yang bila dirusak oleh hal-hal lain diluar ibadah itu sendiri,
Ada suatu hadis diriwayatkan oleh imam atailami  “bahwa Rasulullah SAW bersabda “ sitatu asya a tuhbitul a’mala ada enam perkara yang dapat merusak suatu amal, merusak sholat kita merusak puasa kita merusak zakat kita merusak bahkan haji kita dan seterusnya, inilah yang harus kita waspadai, kita merasa kita sudah melakukan amal begitu banyak tau-tau dirusak oleh hal-hal lain yang ada pada diri kita, apa enam perkara yang merusak amal kita yang pertama alistigholu biuyu bilkholqi seseorang yang terlalu sibuk mencari-cari aib mencari-cari kekurangan orang lain, sekarang ini oleh budaya kita mencari dan membicarakan kekurangan orang lain bukan lagi hal yang tabu dikorek dicari kemudian berakhir dengan fitnah dan begitu seterusnya dan itu merusak nilai amal yang kita kerjakan, sibuk dengan mencari aib orang lain lalu lupa dengan kekurangan dirinya sendiri, bukankah dalam hadits lain nabi mengajarkan tuba liman syafalahu aibuhu an uyubinnas beruntunglah orang yang kekurangan pada dirinya menyebabkan dia sibuk sehingga tidak sempat lagi mencari-cari kekurangan orang lain tapi sebaliknya celaka benar orang karena waktunya habis dengan kesibukan mencari aib dan kekurangan orang lain lalu merupakan aib yang ada pada dirinya sendiri
Dalam dunia jurnalistik ada ungkapan berita jelek itulah berita bagus berita yang bagus biasa-biasa saja tapi berita jelek kalau diangkat dikemas sedemikian rupa bisa jadi berita bagus, menarik, kejutan menimbulkan rasa ingin tahu dan begitu seterusnya termasuk dalam konteks ini setiap hari sekarang ini kita dijejali berbagai tayangan-tayangan yang sibuk dengan aib dan kekurangan orang lain, sehingga mengakibatkan itu lalu menjadi budaya kita dan hal-hal yang tabu sudah dianggap lagi tidak tabu hal-hal yang sebenarnya memalukan sudah dianggap tidak memalukan sementara sedikit sekali contoh dan pembelajaran yang bisa diambil dari hal-hal seperti itu,
yang kedua yang bisa merusak amal itu adalah wakos watul qolbi orang yang keras hati hatinya tuh kasar keras, beruntung kita oleh Allah diberikan hati yang lembut yang peka yang cepat menerima kebenaran sebagai contoh sayyidina Umar bin Khotob orang yang diberikan hati yang keras tapi mudah menerima kebenaran cepat menerima kebenaran yang dimaksud koswatul qolbi ini sudah hatinya keras, kasar dan tertutup untuk menerima kebenaran hatinya tuh degil hatinya tuh tertutup cupik, seperti katak dibawah tempurung, tidak mau menerima kebenaran, nah tatkala kita tidak mau menerima kebenaran lalu kita merasa kitalah yang paling benar banyak sekali dalam perjalanan hidup ini orang-orang yang kemudian terjebak  menjadi pemilik kebenaran mengklaim yang lain salah semua Cuma dia saja yang benar ahirnya juga terjebak pada hati yang keras dan kasar seperti tadi, Hati adalah raja, dari kerajaan tubuh manusia sementara anggota badan kita yang lain Cuma prajurit saja kaki hanya berjalan tangan hanya mengambil mata hanya melihat telinga hanya mendengar kalau hati cenderung dan memerintah kearah seperti itu maka benar ketika nabi bersabda kalau baik hati baiklah seluruh badan kalau rusah hati rusak jugalah seluruh anggota badan yang lain,
 yang ketiga yang merusak amal itu adalah wahubuddunya orang yang terlalu cinta kepada dunia terlalu cinta kepada dunia bukanlah hal yang salah  sepanjang dunia itu dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yani akhirat dan ridho Allah tapi terlalu sehingga dia berurat dan berakar di hati dan kita sulit melepaskannya ini akan bisa merusak amal sebab apa, kalau kegiatan hidup kita sudah dipacu oleh Hubuddnya cinta dunia yang berlebihan, cinta dunia itu termasuk cinta pangkat, cinta jabatan, cinta harta, cinta pujian dan sebagainya kalau itu sudah berlebihan dalam hidup kita cenderung melakukan hal-hal yang meghalalkan segala cara dan ini akhirnya merusak nilai amal yang sudah kita kerjakan, bukankah ini memang penyakit kita Hubuddunya terlalu cinta dunia lalu menjilat keatas ijak kebawah sikut kanan sikut kiri masa bodoh teman jadi lawan lawan jadi teman asal bisa menggapai target dunia, akhirat urusan nanti yang penting sekarang, padahal yang nanti itu ditentukan yang sekarang ini begitulah kita mencapai tujuan kita sudah merusak yang nanti
Bahwa dunia adalah bersifat sementara, ini dunia ambil apa yang memang perlu, nikmati apa yang memang boleh, kalau bisa jangan gagal kita di dunia ini, tapi kalaupun kita gagal di dunia, kita masih punya akhirat, inilah yang menyebabkan cara kita mencapai dunia tidak menghalalkan segala cara, karena kita yakin akan pertanggungjawaban akhirat

yang keempat waktilatul haya, sedikit rasa malu budaya malu sekarang ini sudah setipis kulit ari, hal yang memalukan dan memilukan sudah dianggap sesuatu yang sudah biasa padahal malu bagian daripada iman tidak ada rasa malu kurang syarat untuk mempunyai nilai-nilai iman dan ukurannya adalah nurani yang kelima adalah watulul amal orang yang terlalu panjang angan-angan terlalu muluk cita-cita silahkan saja cita-cita digantungkan setinggi langit tapi kaki haris tetap berpijak di bumi harus berpijak pada kenyataan kalau tidak kita akan menjadi penghayal kelas berat tukang lamun kelas tinggi yang hidup Cuma mengumpulkan jikalau andaikata umpama dan misalnya orang sudah kemana-mana kita masih terjebak disitu yang terakhir wadzolimun layantahi perbuatan zolim yang tidak pernah sanggup kita hentikan, zolim dari kalimat dzolama kegelapan kita terlahir putih bersih suci kitalah yang menghitamkan diri kita sendiri dengan perbuatan-perbuatan yang menentang Allah dan itu artinya kita zolim kepada diri kita sendiri semoga kita bisa menjaga diri dari hal-hal yang merusak amal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar