Sabtu, 31 Januari 2015

artikelku khutbah jum'at kebaikan Allah

Puji syukur atas rahmat Allah SWT atas rahmat kebaikan demi kebaikan, kemurahan-Nya yang maha luas dan selalu diberikan kepada segenap alam, mahluk hidup, sholawat salam atas baginda nabi Muhammad SAW, atas kemuliaan dan kerendahan hatinya, yang kita harapkan berkah dan syafaatnya.
Kaum muslimin jamaah jum’ah yang dimuliakan Allah SWT.
Sering kali kebaikan Allah itu, kita pandang dari sudutnya yg materi, Allah itu baik kalo kita punya harta yang banyak, tanah yang luas, pabrik yang dimana-mana, sementara kalau cuma sekedar itu kebaikan Allah, terlalu sedikit orang yang mendapatkannya, padahal kebaikan Allah tidak pernah berhenti, dan meliputi seluruh mahluk di dunia ini, bahwa kita diberikan harta yang banyak itu kebaikan Allah, diberikan tanah yang luas itu kebaikan Allah, diberi pabrik dimana-mana, itu kebaikan Allah,
Kaum muslimin jamaah jum’ah yang dimuliakan Allah SWT.
Mari kita renungkan sebuah hadits dimana baginda Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, “ada empat hal siapa yang oleh Allah diberikan keempat hal ini, sungguh dia telah diberikan kebaikan dunia dan sekaligus diberikan kebaikan akhirat, ini berarti kalau orang yang mendapat kebaikan didunia belum tentu baik juga berbuntut baik di akhirat, dua diantaranya : yang pertama Qolban Syakiron “orang yang oleh Allah diberikan hati yang pandai bersyukur”, ada ungkapan hatiku adalah rumahku, kalau luas hati rumah yang kecil besar rasanya, kalau sempit hati rumah yang besar kecil jadinya, kalau hati sempit rumahpun kecil kiamat namanya, orang yang hatinya pandai bersyukur, bisa mensyukuri nikmat, dan dengan dia bersyukur semakin bertambah nikmat itu kepadanya, banyak orang kaya harta tapi miskin hati, ini gejala jaman kita sekarang, ditengah gemerlapnya harta dia tidak tau mau diapakan harta yang banyak itu, orang2 syufi menjelaskan kaya itu ada dua kaya majazi dan kaya hakiki, yang disebut kaya majazi adalah lahirnya dibaluti harta tapi hatinya miskin, hidupnya sudah serba ada tapi dia masih merasa kurang, rumahnya sudah titik air liur orang melihatnya tapi dia merasa belum apa-apa, mobilnya berdecak orang kagum melihatnya tapi dia rasakan itupun masih belum, maka dia selalu miskin, orang yang diberikan hati yang kaya sungguh sebuah kebaikan, hati yang kaya hati yang luas, kalau hati luas tandanya dua : bisa mensyukuri nikmat dan tidak mengingkari apa yang diberikan kepadanya, tapi orang yang hatinya sempit biasanya tidak pandai mensyukuri nikmat, dan lebih celaka lagi tidak seneng lihat orang lain mendapat nikmat, sudah tidak bisa mensyukuri nikmat tidak seneng lihat orang lain mendapat nikmat, disiksa oleh perasaan sendiri begitu orang yang miskin hatinya, orang yang diberikan hati yang pandai bersyukur, sudah diberikan kebahagiaan dunia dan kebaikan akhirat,
Kaum muslimin jamaah jum’ah yang dimuliakan Allah SWT.

yang kedua walisanan zakiro, orang yang diberikan lidah pandai berzikir, menyebut nama Allah dalam arti yang seluas-luasnya, bertasbih, bertahmid, tahlil adalah zikir tapi ada fenomena lain, melihat apapun yang mengagungkan dia kembali kepada sang maha pencipta itupun zikir, melihat semesta jagat raya, melihat bintang gemintang bertaburan diangkasa, melihat lautan luas terhampar biru membentang, melihat gunung tinggi menjulang keangkasa, semuanya mengingatkan dia kepada Allah itupun zikir, diberikan lidah yang pandai berzikir, mengingat Allah dalam segala keadaan, dan bukankah islam mengajarkan seperti itu, dari hal-hal yang paling kecil, memulai suatu pekerjaan Bismillah, melihat sesuatu yang hebat Masya Allah, melihat sesuatu yang luar biasa Subhanallah, terkejut Astaghfirullah, berjanji Insya Allah, semua dikaitkan dengan Allah, inilah zikir itu, hidup yang larut dalam alur ketuhanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar